Thursday, October 24, 2013

Sumpah Pemuda dan Perempuan Penulis

Sumpah Pemuda 
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia
Mengaku bertumpah darah yang satu 
Tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia
Mengaku berbangsa yang satu
Bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia
Menjunjung bahasa persatuan
Bahasa Indonesia.

Masih ingatkah kita bagaimana awal mula Sumpah Pemuda terbentuk? Sumpah Pemuda lahir dari Kongres Pemuda Kedua yang dihadiri oleh berbagai wakil organisasi pemuda seperti Jong Ambon, Jong Java, Jong Batak, Jong Celebes, Sekar Rukun, Jong Sumatrenan bond, Pemuda Kaum Betawi, dan Jong Islamieten Bond. Kongres yang diadakan pada tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop itu menciptakan sebuah semangat kebersamaan demi memajukan bangsa Indonesia. Meskipun peristiwa bersejarah itu sudah berlangsung lama sekali, namun semangatnya masih bisa kita jaga dan rasakan hingga saat ini. Salah satunya, untuk tetap bisa menjunjung dan menjaga bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, menciptakan karya tulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar sangatlah diperlukan. Dengan menulis, seorang perempuan bisa menciptakan sebuah perubahan yang signifikan tidak hanya di dalam komunitasnya tetapi juga bagi bangsa.

Tidak ada alasan untuk tidak menulis bagi wanita. Seorang ibu rumah tangga bahkan bisa membuat karya yang sangat bermanfaat. Para pemilik blog  berikut ini adalah www.umminailah.blogspot.com, www.burselfwoman.com, dan www.riawanielyta.com adalah para perempuan Indonesia yang mempunyai kecintaan di bidang penulisan. Mereka sudah menciptakan beberapa karya yang bisa ditemukan di toko-toko buku di Indonesia. Untuk menghasilkan karya yang berkualitas, memang diperlukan kedisiplinan diri yang tinggi. Bahkan seseorang harus rela melalui berbagai penolakan sebelum akhirnya karyanya bisa diterbitkan dan beredar di pasaran. Penolakan dari penerbit bisa menjadi sebuah momok terbesar yang menghalangi wanita untuk menulis dan berkarya. Dengan adanya internet, jejaring sosial, dan blog, seorang perempuan masih tetap bisa menyuarakan aspirasi dan ide-idenya dengan mudah tanpa batasan.

Dalam setiap peringatan hari Sumpah Pemuda, kita akan selalu disadarkan tentang betapa pentingnya kontribusi seorang warga negara terhadap kemajuan dan perkembangan bangsanya. Laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama untuk menciptakan perubahan bagi bangsa dan negara. Meskipun kadang masih ada diskriminasi terhadap perempuan, hari Sumpah Pemuda haruslah menjadi pengingat bahwa pemuda dan pemudi memiliki peranan yang sama. Salah satu peranan tersebut adalah menjunjung  bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Hal ini tidak semata-mata hanya memperbolehkan kita belajar struktur bahasa Indonesia, melainkan dengan berkarya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Di dalam proses perumusan Sumpah Pemuda, perwakilan-perwakilan pemuda hadir untuk memberikan kontribusinya. Dengan rasa persaudaraan dan kebersamaan sebagai landasan, mereka membentuk sebuah semangat persatuan dalam rumusan Sumpah Pemuda.

Menyalakan semangat Sumpah Pemuda atau menjunjung bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan tidak cukup hanya dengan lisan saja. Artinya, perlu ada tindakan produktif atau nyata seperti membuat karya tulis. Saat ini dunia literasi, tidak saja hanya dipenuhi oleh penulis laki-laki tetapi juga penulis perempuan, atau malah bisa saja jumlah penulis perempuan lebih banyak daripada jumlah penulis laki-laki. Tantangan-tantangan yang ada di masa depan akan semakin berat. Di Indonesia sendiri, isu pendidikan yang masih belum bisa diakses semua masyarakat, fasilitas kesehatan yang belum bisa dinikmati semau lapisan masyarakat, dan juga tingkat pengangguran yang tinggi selalu memerlukan solusi-solusi yang baru. Ketika masalah-masalah tersebut diuraikan dalam bentuk tulisan, maka solusi atas masalah tersebut bisa lebih mudah untuk dibuat dan ditemukan. 

Ketika kita bisa membuat sebuah karya tulis, kita sudah melakukan sebuah perubahan. Seorang perempuan yang menulis bahkan bisa menjadi seorang pahlawan bagi kaumnya. Salah satunya adalah dengan membuat sebuah tulisan tentang penguraian masalah tindak diskriminasi wanita. Tulisan tersebut bisa menjadi sebuah jembatan untuk membuat sebuah kejadian jauh lebih baik. Di dalam Sumpah Pemuda, kita bisa menemukan banyak nilai strategis yang mendukung ke arah persatuan dan kesatuan bangsa, salah satunya adalah dengan menjunjung bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Meskipun Kongres Pemuda sudah berlalu puluhan tahun yang lalu, namun perumusan Sumpah Pemuda tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sesaat untuk era tersebut saja. Menghayati nilai-nilai Sumpah Pemuda tidak cukup hanya diingat di dalam hati saja, tetapi juga perlu dengan tindakan nyata. Dan, menulis adalah tindakan nyata untuk selalu bisa melestarikan dan menjaga bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

No comments:

Post a Comment

Copyright © 2013 Catatan Alfi: Sumpah Pemuda dan Perempuan Penulis | Blogger Template for Bertuah | Design by Ais Bertuah